POSTINGAN 23

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..sesuai janji saya, saya akan memberikan postingan selanjutnya...


Aku menyaksikan mulai dari rumah gadang, rumah panggung Palembang, rumah atap rumbai, rumah bata, rumah joglo, sampai rumah kardus. Atapnya pun berbagai rupa dan ijuk, seng, genteng, plastik sampai beratap. Berbagai kulinari unik yang di jajakan para tukang asing juga sebuah kemeriahan tersendiri, ada buka padang, sate udang, pisang, kacang rebus, rujak buah, sampai tempe mendoan. Para pedagang ini bahkan memakai bahasa lain untuk hanya menyebut"berapa":bara, berapa, sabaraha, sampai Piro.

Di hari ketiga, aku menggeliat terbangun ketika silau matahari pagi mulai menembus jendela bus yang berembun. Langit sudah terang dan biru, sementara kabut tipis masih mengapung di tanah dan menutupi sawah dan pohon pohon. Sebuah tanda lalu lintas muncul dari balik kabut tipis, bertuliskan"Selamat Datang di Jawa Timur." Provinsi tempat Pondok Madani berada


Pagi mulai beranjak Dhuha. Bus ANS menurunkan aku dan ayah di terminal Ponorogo. Sambil nunggu menenteng tas, kami memutar mata ke sekeliling stasiun, mencari informasi bagaimana mencapai Pondok Madani. Masih di dalam terminal, tidak jauh di depan kami ada tenda  parasut biru yang kembang kempis ditiup angin. Sebuah papan menggantung di depanya: Jurusan Pondok Madani. Di depan tenda ada meja panjang yang di jaga anak anak muda yang berbaju kaos putih panjang lengan. Rambut mereka capek gaya Akbari. Seorang di antaranya bergegas mendekati kami. Sepatu bot tentaranya berdekak sejak di aspal. Di dada sebelah kiri kaosnya tertulis nama; Ismail Hamzah Maluku. Di lehernya menggantung kartu pengenal merah bertuliskan "Kelas 6, panitia Penerimaan Siswa Baru".

Dengan senyum lebar yang memperlihatkan sebaris gigi putih, dia menyapa Ayah," Assalamualaikum Pak. Saya Ismail siswa kelas enam PM atau pondok Madani. Bapak mengantar anak sekolah ke Madani?" Ayah mengangguk." Baik Pak, tolong ikut saya...." Dengan sigap dia mengangkat tas dan kardus kami lalu mengikatnya di atap bus biru PM Transport. Sejenak kemudian kami telah menembus perkampungan dan persawahan yang menghijau, disupiri oleh Ismail. Lembar petualangan hidupku baru saja dibuka

Komentar

Postingan Populer