POSTINGAN 17

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Sesuai janji saya saya akan memberikan postingan selanjutnya...



Pak Sultan adalah sosok kurus beraliran putih. Rambut, alis, jenggot, bahkan bajunya putih dia saudagar kain yang selalu bolak balik Pasar Tanah Abang dan Pasar Ateh Bukuttinggi. Dia membawa hasil tenunan Pandai Sikek ke Jakarta dan pulang kembali dengan memborong baju murah untuk di jual di Bukittinggi. Dia model orang yang senang ngobrol ngalor ngidul. Sambil tidur tidur ayam, aku mendengar ayah berbicara denganya.

''Bapak mau menuju kemana?'' tanya Pak Sutan mencondongkan badanya ke kursi Ayah.

''Saya mau menganyar anak. Mau masuk sekolah Pondok Madani di Jawa Timur.''

''Maksudnya, pondok tempat orang belajar agama itu, kan?'' dia bertanya sambil matanya melirik berganti ganti ke arah aku dan aku dengan sorot simpati.

'' Iya betul, Pak.''
''Wah, bagus lah itu,''jawabnya seperti menguatkan kami. Ayah tersenyum tanpa suara sambil mengangguk angguk.

Setelah diam sejenak dan tampaknya berpikir pikir, Pak Sutan mendekatkan kepalanya ke Ayah. Dia merendahkan suara seakan akan tidak mau di dengar orang lain. Mukanya serius, '' Semoga berhasil pak. Saya dengar, Pondok dia Jawa itu memang bagus bagus mutu pendidikanya. Anak teman saya, cuma setahun di Pondok langsung berubah menjadi anak baik baik. Padahal dulunya, sangat nakal. Tidak diterima di sekolah mana pun karena kerjanya ngobat, minum dan suka berkelahi. Anak begitu saja bisa berubah baik.''


Komentar

Postingan Populer