POSTINGAN 4
Assalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Sesuai janji saya, saya akan memberikan postingan selanjutnya
Aku bergegas mengentak hentakan jari:''masya Allah, ini ente, atang bandung? Sutradaraku Batutah?''alhamdulillah, akhirnya ketemu juga saudara seperjuanganan...☺''''atang, dimana ente sekarang?''
''kairo.''
Belum sempat aku mengetik lagi, bunyi ping terdengar berkali kali. Pesan demi pesan masuk bertubi tubi.
''ana lihat ente jadi panelis di london minggu depan.''
''ana juga mewakili al azhar untuk ngomongin peran muslim melayu dinegara arab.''
''kita bisa reuni euy. Raja kan juga di london.''
''kita suruh jadi guide ke trafalgar square seperti yang ada di buku reading dikelas 3 dulu.''
Aku tersenyun. Pikiranku langsung terbang jauh ke masa lalu. Masa yang sangat kuat terpatri dalam hatiku.
KEPUTUSAN SETENGAH HATI
Aku tegak diatas panggung aula madrasah negeri setingkat SMP. sambil mengguncang telapak tanganku, Pak Sikumbang, memberi selamat karena nilai ujianku termasuk sepuluh yang tertinggi dai Kabupaten Agam. Tepik tangan murid, orang tua dan guru riuh mengepung aula. Muka dan kupingku betsemu marah tapi jantungku melinjak lonjak girang. Aku tetsenyum malu malu ketika Pak Sumbang menyorongkan mik ke mukaku. Dia menunggu sambil menunduk aku paksakan bicara. Yang keluar dari kerongkonganku cuman bisikan lirih yang bergetar karena gugup, ''emmm....terima kasih banyak pak.... Itu saja.....'' suaraku layu tercekat. Tanganku dingin
Nilaiku adalah tiket untuk mendaftar ke SMA terbaik di Bukittinggi. Tiga tahun aku ikuti perintah Amak belajar di madrasah Tsanawiyah, sekarang waktunya aku menjadi seperti orang umumnya, masuk jalur non agama-SMA. Aku bahkan sudah berjanji dengan Randai, jawan dekatku di madrasah, untuk sama sama pergi mendaftar ke SMA. Alangkah bangganya kalau bisa bilang, saya anak SMA Bukitinggi.
Aku bergegas mengentak hentakan jari:''masya Allah, ini ente, atang bandung? Sutradaraku Batutah?''alhamdulillah, akhirnya ketemu juga saudara seperjuanganan...☺''''atang, dimana ente sekarang?''
''kairo.''
Belum sempat aku mengetik lagi, bunyi ping terdengar berkali kali. Pesan demi pesan masuk bertubi tubi.
''ana lihat ente jadi panelis di london minggu depan.''
''ana juga mewakili al azhar untuk ngomongin peran muslim melayu dinegara arab.''
''kita bisa reuni euy. Raja kan juga di london.''
''kita suruh jadi guide ke trafalgar square seperti yang ada di buku reading dikelas 3 dulu.''
Aku tersenyun. Pikiranku langsung terbang jauh ke masa lalu. Masa yang sangat kuat terpatri dalam hatiku.
KEPUTUSAN SETENGAH HATI
Aku tegak diatas panggung aula madrasah negeri setingkat SMP. sambil mengguncang telapak tanganku, Pak Sikumbang, memberi selamat karena nilai ujianku termasuk sepuluh yang tertinggi dai Kabupaten Agam. Tepik tangan murid, orang tua dan guru riuh mengepung aula. Muka dan kupingku betsemu marah tapi jantungku melinjak lonjak girang. Aku tetsenyum malu malu ketika Pak Sumbang menyorongkan mik ke mukaku. Dia menunggu sambil menunduk aku paksakan bicara. Yang keluar dari kerongkonganku cuman bisikan lirih yang bergetar karena gugup, ''emmm....terima kasih banyak pak.... Itu saja.....'' suaraku layu tercekat. Tanganku dingin
Nilaiku adalah tiket untuk mendaftar ke SMA terbaik di Bukittinggi. Tiga tahun aku ikuti perintah Amak belajar di madrasah Tsanawiyah, sekarang waktunya aku menjadi seperti orang umumnya, masuk jalur non agama-SMA. Aku bahkan sudah berjanji dengan Randai, jawan dekatku di madrasah, untuk sama sama pergi mendaftar ke SMA. Alangkah bangganya kalau bisa bilang, saya anak SMA Bukitinggi.
Beberapa hari setelah eforia kelulusan mulai kisut, Amak mengajaku duduk di langkan rumah. Amaku seorang perempuan berbadan kurus dan mungil. Wajahnya sekurus badanya, dengan sepasang mata yang bersih yang dinaungi alis tebal. Mukanya selalu menwarkan senyum kesiapa saja. Kalau keluar rumah selalu menggunakan baju kurung yang dipadu dengan kain atau rok panjang
Komentar
Posting Komentar