POSTINGAN 24

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Sesuai janji saya, saya akan memberikan potongan selanjutnya...



Aku menyaksikan mulai dari rumah gadang, rumah panggung Palembang, rumah atap rumbia, rumah bata, rumah joglo, sampai rumah kardus. Atapnya pun berbagai rupa dari ijuk, seng, genteng, plastik sampai tidak beratap. Berbagai kuliner unik yang disajikan para tukang asong juga sebuah kemeriahan tersendiri, ada buka padang, sate Padang, sate udang, pisang goreng, kacang rebus, rujak buah sampai tempe mendoan. Para pedagang ini bahkan memakai bahasa lain untuk hanya menyebut "berapa".

Di hari ketiga , aku menggeliat terbangun ketika silau matahari pagi mulai menembus jendela bus yang berembun, sementara kabut tipis masih mengapung di tanah dan menutupi sawah dan pohon pohon. Sebuah tanda lalu lintas muncul dari balik kabut tipis, bertuliskan" Selamat Datang di Jawa Timur" Provinsi tempat Pindok Madani berada.

Pagi mulai beranjak dhuha. Bus ANS menurunkan aku dan ayah di terminal Ponorogo. Sambil menenteng tas, kami memutar mata ke sekeliling atasiun, mencari informasi bagaimana mencapai Pondok Madani. Masih dalam terminal, tidak jauh di depan kami ada tenda parasut biru yang kembang kempis di tiup angin. Sebuah papan menggantung di depanya: jurusan Pondok Madani. Di depan tenda ada meja panjang yang dijaga anak anak muda berbaju kaos putih panjang lengan. Rambut mereka cepak gaya Akbari. Seorang di antaranya bergegas mendekati kami. Sepatu bot ala tentaranya berdekak sejak di aspal. Di dada di sebelah kiri kaosnya tertulis nama: Ismail Hamzah-Maluku. Di lehernya menggantung kartu pengenal merah bertuliskan" kelas 6, panitia penerimaan siswa baru".

Dengan senyum lebar memperlihatkan sebaris gigi putih, dia menyapa Ayah, " Assalamualaikum Pak. Saya Ismail siswa kelas enam Pondok Madani. Bapak mau mengantar anak ke sekolah Madani?" Ayah mengangguk. " Baik Pak, tolong ikut saya..." Dengan sigap  dia mengangkat tas dan kardus kami lalu mengikatnya di atap bus biru PM Transport. Sejenak kemudian kami telah menembus perkampungan dan persawahan yang menghijau, disupiri oleh Ismail.

Lembar petualangan hidupku baru saja di buka.


Komentar

Postingan Populer