POSTINGAN 18

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..sesuai janji saya sayabakan memberikan postingan selanjutnya



Dengan setengah pikiran aku bisa melihat muka ayah meringis. Kepalanya menggeleng geleng.'' Pak.....anak ambo kekuatanya baik dan NEM nya juga termasuk paling tinggi di Agam. Kami kirim ke pondok mendalami agama''. Suaranya agak ditekan. Mungkin naluri kebapakannya tersengat untuk membela dirinya sendiri. Tidak mau di cap orang tua yang gagal. Dalam hati aku bertepuk tangan untuk pukukan telak ayah.

Pak Sutan terdiam dan sejenak raut muka berubah ubah''Wah lebih bagus lagi itu,''jawabnya malu malu dengan suara rendah. Dia berusaha meminta maaf tanpa harus mengucap maaf.

Amak mungkin benar. Banyak orang melihat bahwa pondok itu buat anak yang cacat produksi. Baik karena tidak mampu menembus sekolah umum yang baik, atau salah bergaul dan salah urus. Pondok dijadikkan bengkel untuk memperbaiki yang rusak. Bukan dijadikan tempat untuk menyemai bibit unggul.

Tapi bagaimana kalau Pak Sutan ini benar? Kalau ternyata Pondok Madani memang tempat kumpulan para anak nakal? Wajahku rusuh dan hatiku mengkerut. Aku lebih banyak diam selama perjalanan.

Walau mengantuk, aku tidak bisa tidur nyenyak selama perjalanan. Sebentar sebentar terbangun oleh guncangan bus yang menghantam jalan berlubang. Di kain waktu, aku terbangun dengan kekhawatiran tentang sekolah. Diantara buaian lubang di jalan, dua kali dikunjungi mimpi yang sama. Mengikuti ujian akhir matematika yang sulit tanpa sempat belajar sama sekali.

Komentar

Postingan Populer