POSTINGAN 15
Assalamualaikum.Warrahmatullahi Wabarakatuh...sesuai dengan janji saya, saya akan memberikan postingan selanjutnya
Tampak duduk dengan penuh otoritas di belakang setir, laki laki legam, berperut tambun dan berkumis subur melintang kacamata hitam besarnya yang berpigura kemasan terpasang gagah, menutupi sebagian wajah yang berlubang lubang seperti kena cacar. Dia mengenakan kemeja seragam hitam dan merah dipadu dengan celana jeans. Di atas saku bajunya ada bordiran bertuluskan namanya '' Muncak'' aku memanggilnya Pak Etek Muncak. Kebetulan dia adalah adik sepupu jauh Ayah.
Begitu mesin bus berderum, tangan kirinya yang dililit akar bahar menjangkau laci di atas kepalanya. Dia merogoh tumpukan kaset video beta warna merah. Hap, asal pegang, dia menarik sebuah kaset dan membenamkanya ke pemutar video. Sejenak terlihat pita pita warna warni berpijar di layar televisi, sebelum.kemudian muncul judul film Rambo sibuk berkejar kejaran dengan pasukan vietnam.
''Selamat jalan, anda telah meninggalkan Sumatera Barat'' sebuah gapura berkelebat cepat. Bus kami menderum memasuki Jambi.
Tapi semakin jauh bus berlari, semakin gelisah hatiku. Jantungku berdetak aneh, menyadari sejarang aku benar benar meninggalkan kampung halamanku. Bimbang dan ragu hilang timbul. Apakah perjalanan ini keputusan yang tepat? Bagaimana kalu aku tidak betah di tempat asing? Bagaimana kalau pondok itu seperti penjara? Bagaimana kalau gambaran Pondok Madani dari Pak Etek Gindo itu salah? Pertanyaan demi pertanyaan bergumpal gumpal menyumbat kepalakku..
Tampak duduk dengan penuh otoritas di belakang setir, laki laki legam, berperut tambun dan berkumis subur melintang kacamata hitam besarnya yang berpigura kemasan terpasang gagah, menutupi sebagian wajah yang berlubang lubang seperti kena cacar. Dia mengenakan kemeja seragam hitam dan merah dipadu dengan celana jeans. Di atas saku bajunya ada bordiran bertuluskan namanya '' Muncak'' aku memanggilnya Pak Etek Muncak. Kebetulan dia adalah adik sepupu jauh Ayah.
Begitu mesin bus berderum, tangan kirinya yang dililit akar bahar menjangkau laci di atas kepalanya. Dia merogoh tumpukan kaset video beta warna merah. Hap, asal pegang, dia menarik sebuah kaset dan membenamkanya ke pemutar video. Sejenak terlihat pita pita warna warni berpijar di layar televisi, sebelum.kemudian muncul judul film Rambo sibuk berkejar kejaran dengan pasukan vietnam.
''Selamat jalan, anda telah meninggalkan Sumatera Barat'' sebuah gapura berkelebat cepat. Bus kami menderum memasuki Jambi.
Tapi semakin jauh bus berlari, semakin gelisah hatiku. Jantungku berdetak aneh, menyadari sejarang aku benar benar meninggalkan kampung halamanku. Bimbang dan ragu hilang timbul. Apakah perjalanan ini keputusan yang tepat? Bagaimana kalu aku tidak betah di tempat asing? Bagaimana kalau pondok itu seperti penjara? Bagaimana kalau gambaran Pondok Madani dari Pak Etek Gindo itu salah? Pertanyaan demi pertanyaan bergumpal gumpal menyumbat kepalakku..
Komentar
Posting Komentar